Berita

Pemuda Osing Banyuwangi Diajari Rancang Ilalang untuk Lestarikan Tradisi

Banyuwangi – Puluhan pemuda adat Osing diajari cara merakit ilalang menjadi bahan eksterior dan interior bangunan. Ilalang sendiri merupakan bagian penting bagi masyarakat Osing.
Pemanfaatan tumbuhan bernama latin Imperata cylindrica ini berkaitan dengan upacara adat maupun material kontruksi bangunan, terutama yang terkait dengan bangunan sakral atau makam leluhur.

Workshop difasilitasi oleh sekolah adat Osing Pesinauan yang berkolaborasi dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek.

Pelatihan berlangsung dua hari 6-7 Juli di Pondok Suket Ilalang, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Pengarep atau Kepala Sekolah Adat Pesinauan, Slamet Diharjo mengatakan workshop ini menjadi bagian dari pelestarian gagasan yang diwariskan leluhur. Mengingat ilalang dan anyaman sangat melekat dalam diri masyarakat Osing.

“Ini upaya untuk mengenalkan tradisi lebih-lebih soal teknik anyam menganyam,” kata dia.

Bagi masyarakat adat Osing ilalang melambangkan kebersamaan. Hal ini terkait dengan spirit gotong royong. Pemanfaatan ilalang dapat dilihat dari bangunan Osing khususnya pada bangunan sakral seperti makam.

Seperti pada makam Buyut Wongsokaryo, Buyut Cili, Buyut Ketut dan Mbah Semi dimana kontruksi atapnya menggunakan ilalang.

Pada proses pembuatan mulai dari memanen, menjemur dan merakit anyaman ilalang dilakukan secara gotong royong. Itulah mengapa ilalang menjadi simbol kebersamaan.

“Semengat gotong royong itu yang kini mulai luntur. Melalui workshop ini kami berharap semangat gotong royong ini kembali tumbuh dan lestari lebih-lebih di kalangan anak-anak muda Osing,” terang pria yang karib disapa Samsul ini.

Dia menambahkan dalam workshop peserta diberi materi tentang pemanfaatan ilalang menjadi bahan eksterior dan interior bangunan dengan sentuhan artistik moderen.

Targetnya produk ini mampu merambah pasar yang lebih luas dengan harapan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat adat.

“Per lembar atap ilalang kami hargai Rp 15 ribu. Kami juga sudah tersedia di market place. Produk kami sejauh ini telah laku dan diminati oleh destinasi wisata, resto dan perhotelan,” tegasnya.

Sementara, Pamong Budaya Ahli Muda Direktorat KMA Aji Widayanto mengatakan kegiatan ini bentuk dukungan kementerian untuk penguatan kelembagaan melalui program pemberdayaan lembaga kepercayaan dan lembaga adat.

Targetnya adalah penguatan manajemen internal, pembentukan kader, perluasan akses jejaring, partisipasi dalam perubahan kebijakan.

“Melalui kegiatan ini diharapkan tradisi bisa terus lestari dikalangan pemuda adat,” terangnya.

Pihaknya berharap masyarakat Osing bisa mengembangkan produk agar selain lestari, karya ilalang bisa membawa dampak perekonomian bagi masyarakat adat.

sumber: detikjatim

 

Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Banyuwangi, Jawa Timur, Polda Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi, Kepolisian Resor Kota Banyuwangi, Polisi Resor Kota Banyuwangi, Polisi Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Nanang Haryono

Related Posts

1 of 1,802