Berita

Pantura Jawa Tengah Kembali Kebanjiran, Banjir Rob Rendam Kawasan Pemukiman

SEMARANG – Banjir air laut pasang (Rob) kembali merendam sejumlah daerah di pantura Jawa Tengah Jumat (6/12), lalu lintas di jalur pantura Semarang-Demak tersendat hingga lima kilometer akibat kebanjiran setinggi 10-60 centimeter.

Pemantauan Media Indonesia Jumat (6/12) hingga pagi banjir air laut pasang (rob) masih merendam Jalur Pantura di Jalan Kaligawe Raya (Kota Semarang dan Sayung (Kabupaten Demak), Jawa Tengah dengan ketinggian air 10-60 centimeter, akibatnya kendaraan baik dari arah barat maupun timur terjebak banjir hingga menimbulkan ketersendatan cukup panjang.

Tidak hanya itu, sejumlah desa/kelurahan di Pantura seperti Pekalongan, Semarang dan Demak juga terendam banjir rob dengan ketinggian air bervariasi 30-100 centimeter, hal ini mengakibatkan warga mengalami kesulitan beraktivitas karena bertepatan dengan jam sekolah dan masuk kerja

Awas, Gelombang Tinggi di Laut Jawa dan Rob Kembali Terjadi Pantura Jateng

“Kita terpaksa kembali keluar masuk desa naik perahu, karena jalan tertutup banjir rob hingga satu meter, tetapi begitu keluar di jalur Pantura kesulitan mencari angkutan karena juga terendam banjir dan macet,” ujar Fauzan,45, warga Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Suyanto,40, warga Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, warga tidak hanya harus keluar masuk desa dengan menembus banjir rob, tetapi juga mengakibatkan aktivitas bongkar muat ikan hasil tangkapan mengalami kesulitan karena sekitar pelabuhan perikanan terendam.

Kondisi banjir rob di desa ini, menurut Suyanto, sudah cukup parah, bahkan ratusan keluarga di Dusun Simonet terpaksa direlokasi karena seluruh dusun sudah terendam dan menyatu dengan laut. “Di sana hanya tersisa tiga keluarga yang masih bertahan karena kondisi tidak ada tempat lain dan menunggu relokasi,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Demak Akhmad Sugiharto mengatakan hingga saat ini Demak masih menjadi langganan banjir rob, bahkan dalam satu bulan dapat dua kali datang dengan durasi masing-masing 5-10 hari. “Berbagai upaya telah dilakukan dari pemerintah daerah hingga pusat, tetapi belum mampu mengatasi rob ini,” ujarnya.

Berdasarkan data, ungkap Akhmad Sugiharto, setiap kali terjadi banjir rob di Demak merendam belasan desa di sejumlah kecamatan seperti Sayung, Karangtengah, Dempet dan Wedung, maka diharapkan pembangunan tanggul laut untuk membentengi daratan segera dibangun dan hingga kini masih menunggu pelaksanaan.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) akan segera melakukan normalisasi sejumlah sungai seperti Sungai Plumbon untuk mengatasi banjir rob di daerah ini, bahkan guna pelaksanaan normalisasi itu pembebasan lahan telah dilakukan.

“Selain pembangunan tol laut, penanggulan laut sedang dikerjakan, normalisasi sungai juga diteruskan, karena hingga saat ini banjir rob masih terjadi di sejumlah kelurahan di Kota Semarang,” kata Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Bahkan mengatasi banjir rob maupun banjir akibat hujan lebat, lanjut Hevearita Gunaryanti Rahayu, Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan ratusan pompa air baik di puluhan rumah pompa maupun portabel dengan kapasitas 250-1.000 liter per detik, namun akibat kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sembarangan menjadikan kota ini acap kebanjiran.

Sumber : mediaindonesia.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 601