Semarang –  Kuasa hukum mendiang Dokter Aulia, Susyanto menjelaskan bahwa pada Senin, 19 Agustus 2024 pihaknya telah mendapatkan surat pemeriksaan untuk pemanggilan untuk Kamis, 22 Agustus 2024 untuk ibu, adik, dan teman dekat dari almarhumah. Susyanto juga menyebut pihaknya memiliki barang bukti selain diari berupa pesan suara dan riwayat pesan korban dengan keluarga.

“Di samping itu yang menjadi petunjuk selain dari buku diari yang selama ini viral, kami juga nanti akan memberikan chat pribadi antara almarhumah dengan bapaknya, ibunya, dan adiknya. Jadi nanti kami dipanggil ke Polrestabes untuk dimintai keterangan dan memberikan bahan-bahan ataupun barang bukti yang kaitannya dengan perkara ini. Kami juga akan mensertakan kepada penyidik pesan suara asli dari almarhumah tentang selama ini apa yang terjadi ketika dia melakukan PPDS di Semarang,” kata Susyanto dalam Program Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa, 20 Agustus 2024.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengunjungi Bapak alamarhumah Dokter Aulia yang kini sakit dan masuk ICU. Di samping itu tim investigasi dari Kemenkes dan tim Polrestabes Semarang juga telah melakukan pemeriksaan dan mengunjungi pihak korban.

Hingga saat ini, hanya pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi belum juga menyambangi atau menangani kasus kematian dokter di Semarang tersebut.

“Kami berharap teman-teman sejawat ikut menyuarakan mengenai adanya perundungan selama menempuh pendidikan kedokteran di mana pun,” jelas Susyanto.

Sebelumnya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, membantah mahasiswanya, seorang dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bunuh diri akibat jadi korban bullying atau perundungan.

Aulia Risma Lestari (ARL), 30, ditemukan tewas pada Rabu, 14 Agustus 2024, di kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Semarang. Ia tewas setelah menyuntikkan obat penenang dalam dosis tinggi pada dirinya sendiri. Bersama Aulia ditemukan beberapa catatan soal dirinya yang merasa tak sanggup menjalani PPDS.

Humas Undip Semarang, Utami, mengatakan pihak kampus belum menyelidiki secara mendetail soal isu dugaan perundungan hingga menyebabkan mahasiswa PPDS di kampusnya bunuh diri. Ia juga meminta semua pihak tak langsung mengambil kesimpulan soal dugaan perundungan tersebut.

“Sehubungan dengan pemberitaan meninggalnya mahasiswa PPDS kami dokter Aulia Risma Lestari, berkaitan dengan dugaan meninggalnya almarhumah karena perundungan yang terjadi, berdasarkan hasil investigasi kami, itu tidak benar. Jadi bukan karena perundungan,” ucap Utami, Kamis, 15 Agustus 2024.

sumber: metrotvnews.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo