Berita

Kompol Suhadi Ajak Warga Batang Tanam Sayur di Pekarangan, Raih Ketahanan Pangan Mandiri

Batang, Jawa Tengah – Di tengah tantangan ketahanan pangan dan ancaman inflasi yang melanda Indonesia, sebuah inisiatif inspiratif muncul dari sudut kecil Kabupaten Batang. Lingkungan RT 04 RW 05 Kelurahan Proyonanggan menjadi saksi bagaimana pekarangan sempit disulap menjadi sumber harapan dan ketahanan pangan berkat program Pekarangan Produktif yang digagas oleh Kompol Suhadi.

Kompol Suhadi, yang menjabat sebagai Ketua RT 04 sekaligus Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (Kabag SDM) Polres Batang, melihat potensi besar dalam pemanfaatan lahan pekarangan warga. Dengan semangat tinggi, ia mengajak masyarakat untuk menanam berbagai jenis sayuran di lahan yang tersedia, meskipun terbatas.

“Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,” ujar Suhadi sambil menunjukkan deretan polibek berisi bibit terong dan cabai yang mulai menghijau di pekarangan rumahnya.

Inisiatif ini berangkat dari kesadaran akan pentingnya kemandirian pangan di tingkat rumah tangga. Dengan memanfaatkan lahan yang ada, warga tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari tetapi juga berkontrusi pada stabilitas pangan di tingkat lokal.

Program Pekarangan Produktif mendapat sambutan hangat dari warga, terutama ibu-ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Mereka berperan aktif dalam menanam, merawat, dan memanen hasil kebun mini di pekarangan masing-masing.

“Ketahanan pangan negara harus dimulai dari lingkungan perumahan atau RT, dengan cara memanfaatkan lahan tidur atau lahan rumah meskipun sepetak untuk ditanami sayuran seperti cabai, terong, jagung, dan lainnya,” tegas Suhadi.
Semangat gotong royong terlihat jelas ketika Suhadi menyediakan 300 bibit cabai dan 300 bibit terong untuk dibagikan kepada warga. Ruswandi, salah satu warga yang menerima bibit tersebut, mengungkapkan rasa terima kasihnya.

“Kami sebagai warga terima kasih atas bibitnya, semoga ini terus berlanjut dan menjadi berkah ketahanan pangan di tingkat RT,” ujarnya.

Selain memenuhi kebutuhan pangan, program ini juga membuka peluang tambahan penghasilan bagi keluarga. Hasil panen yang melimpah dapat dijual atau dibagikan kepada tetangga, memperkuat ikatan sosial dan ekonomi di antara warga.

“Ini bukan hanya soal menanam, tapi juga membangun kebersamaan dan saling membantu antarwarga,” kata Suhadi. “Ketika panen tiba, kita bisa berbagi hasilnya, dan jika ada lebih, bisa dijual untuk menambah penghasilan keluarga,” tambahnya.

Program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya bercocok tanam dan menjaga lingkungan. Anak-anak diajak terlibat dalam proses menanam dan merawat tanaman, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pertanian sejak dini.

Meskipun program ini telah menunjukkan hasil yang positif, tantangan tetap ada. Beberapa warga menghadapi kendala dalam merawat tanaman karena keterbatasan waktu atau pengetahuan tentang teknik bercocok tanam yang baik.

Untuk mengatasi hal ini, Suhadi bersama timnya rutin mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada warga. Mereka diajarkan cara menanam, merawat, hingga memanen tanaman dengan benar. Selain itu, diadakan juga sesi berbagi pengalaman antarwarga untuk saling belajar dan mendukung.

“Ini adalah proses belajar bersama. Kami memahami bahwa tidak semua orang memiliki latar belakang pertanian, jadi kami berusaha memberikan pendampingan semaksimal mungkin,” jelas Suhadi.

Ke depan, Suhadi berharap program ini dapat diperluas ke RT dan RW lain di Kelurahan Proyonanggan, bahkan ke seluruh Kabupaten Batang. Ia juga berencana untuk menambah variasi tanaman yang ditanam, seperti sayuran hijau dan tanaman obat keluarga.

“Kami ingin program ini menjadi model bagi daerah lain. Jika setiap rumah tangga bisa memanfaatkan pekarangannya, kita bisa mencapai ketahanan pangan yang lebih baik,” harapnya.

Inisiatif yang dilakukan oleh Kompol Suhadi dan warga RT 04 RW 05 Kelurahan Proyonanggan menjadi inspirasi bagi daerah lain. Mereka menunjukkan bahwa dengan kreativitas, semangat gotong royong, dan pemanfaatan sumber daya yang ada, tantangan ketahanan pangan dapat diatasi.

“Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan. Kami berharap daerah lain bisa meniru dan mengembangkan program serupa,” kata Suhadi.

Program Pekarangan Produktif membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di lingkungan sekitar. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, ketahanan pangan bukan lagi sekadar impian, tetapi kenyataan yang bisa diwujudkan oleh setiap komunitas.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 1,376