SUKOHARJO – Sekitar 1.500 peserta mengikuti kirab budaya Pranan Jambu Festival 2024 sepanjang sekitar lima kilometer. Mereka memakai beragam kostum dan menghiasi mobil dengan lampion jambu air berukuran raksasa.

Pantauan Solopos.com, Sabtu (27/7/2024), ribuan peserta berkumpul di Lapangan Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo pada pukul 14.00 WIB. Masing-masing rukun tetangga (RT) turut berpartisipasi dalam kirab budaya tersebut. Para peserta kirab sepeda motor membawa bronjong berisi tanaman jambu air.

Tak ingin ketinggalan, mobil peserta dihias dengan dedaunan dan jambu air. Ada pula mobil pikap yang membawa lampion jambu berukuran sekitar dua meter. Sementara, beberapa gunungan jambu air diarak di sepanjang rute kirab budaya mengelilingi wilayah Sukoharjo. Peserta kirab budaya dilepas oleh Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit.

Kepala Desa Pranan Sarjanto mengatakan kirab budaya menjadi puncak acara sekaligus penutup Pranan Jambu Festival 2024. Setiap RT di Desa Pranan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kirab budaya. “Peserta kirab budaya merupakan warga Desa Pranan. Di sepanjang rute kirab budaya, peserta kirab bakal membagikan jambu air kepada para pengguna jalan dan masyarakat,” kata dia, Sabtu.

Jigong, sapaan akrabnya, mengatakan Pranan Jambu Festival 2024 merupakan agenda tahunan yang digelar menjelang puncak musim panen jambu di Desa Pranan. Event itu bertujuan mengangkat branding Desa Pranan sebagai kampung jambu air.

Sebelum ada Pranan Jambu Festival, para petani jambu air kesulitan untuk memasarkan jambu air. “Pranan Jambu Festival sudah tiga tahun bergulir. Alhamdulillah, sekarang sudah banyak pedagang yang datang langsung untuk kulakan jambu air. Petani jambu air tak kesulitan lagi memasarkan jambu air saat musim panen raya,” papar dia.

Di wilayah Desa Pranan, ada sekitar 4.000 pohon jambu air yang dipanen pada pertengahan Juli-pertengahan Agustus. Produksi jambu air sekitar lima ton per hari saat masa panen raya. Jambu air menjadi potensi unggulan yang harus dijaga dan dikembangkan oleh generasi muda pada masa mendatang.

Sementara itu, seorang warga Desa Pranan, Umar, mengatakan event Pranan Jambu Festival berdampak positif bagi para petani jambu air. Mereka kini tak perlu bingung memasarkan hasil panen kepada para pedagang buah-buahan. Biasanya, ada pengepul yang kulakan jambu air saat masa panen.

Banyak warga Desa Pranan yang mengandalkan mata pencaharian dari budidaya jambu air di pekarangan rumah. “Kalau punya lahan kosong bisa ditanami pohon jambu air dalam jumlah banyak. Tapi rata-rata ada tiga pohon-empat pohon di setiap rumah penduduk. Jadi, Desa Pranan memang daerah penghasil jambu air di Sukoharjo,” papar dia.

sumber: solopos

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Sukoharjo, Polisi Sukoharjo