Berita

Ketua RT Semarang Tanggapi Kontroversi Bentakan pada Pengkritik PMT Balita

Semarang – Video seorang warga Kelurahan Genuksari, Kota Semarang, dibentak Ketua RT, Ketua Posyandu, dan sejumlah warga tersebar di media sosial. Gegaranya warga itu usai mengkritik soal Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Posyandu. Ketua RT yang disebut dalam video itu angkat bicara.
Ketua RT 04 yang rumahnya digunakan untuk Posyandu RW 05, Sulis, mengatakan peristiwa dalam video itu terjadi Selasa (12/11) lalu. Selama ini Sulis dan istrinya yang merupakan kader Posyandu bertugas mengurus persiapan Posyandu dan memberi fasilitas kepada 10 kader Posyandu.

“Yang ngurusi kegiatan posyandu saya dan istri saya. Posyandu di tempat saya. Sejak pagi buta nyiapin sarana prasarana meja kursi, pelaporan juga saya yang buat, kirim ke kelurahan,” kata Sulis saat dihubungi detikJateng, Jumat (15/11/2024).

Usai pelaksanaan Posyandu, ia terkejut lantaran mendapat telepon dari para kader yang panik dengan unggahan salah satu warga soal PMT yang viral di media sosial.

“Setelah diupload, saya dan istri sibuk. (Kami) Tdak begitu demen sama medsos, tahu-tahu habis maghrib teman-teman dari pengurus PKK, kelurahan, telepon semua,” ujar Sulis.

“Teman-teman PKK bilang ‘kita kerja nggak bayaran, duit nggak banyak, tahunya hanya pada protes’. Akhirnya datang ke sana. Diceritakan (warga) malah datang grudukan,” sambung dia.

Malam itu juga Sulis datang bersama istrinya, ada juga Ketua RT lain bersama istrinya, serta dua pihak kelurahan untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Sulis membantah dirinya disebut membentak warga itu dan suaminya.

Sulis mengatakan, awalnya ia menyarankan kepada warga tersebut untuk bertanya dulu ke Ketua RT, Ketua RW, dan kader Posyandu, terkait permasalahan tersebut. Menurutnya, sebelum video itu viral, warga tersebut tidak menanyakan kepada pihak terkait terlebih dahulu.

“Jawabannya malah gini, ‘percuma ngomong sama orang-orang seperti itu tidak nyelesaikan masalah, ngomong sama pemerintah nggak ada solusinya’,” ucap Sulis.

“Kalau begitu kira-kira emosi tidak? Saya bilang ‘weh ojo ngono’ saya bilang gitu,” sambung Sulis.

Sulis merasa tersinggung karena selama ini dia juga yang harus menutupi kekurangan dari anggaran yang disediakan Pemkot untuk gelaran Posyandu di daerahnya yang melayani sekitar 153 bayi.

“Anggaran setiap bulannya Rp 350 ribu itu masih dipotong pajak sekitar 5 persen. Itu untuk PMT, untuk kasih minum 10 kader yang tidak gajian itu, kalau saya butuh untuk laporan kertas beli di mana, meja kursi beli di mana,” kata Sulis.

“Tahu-tahu ada warga yang protes, kan ya mesakke (kasihan) yang ngelakoni (melakukan). Ibu-ibu Posyandu kerja dari jam 08.00-12.00 WIB, masak nggak dikasih minum. Logika berpikirnya boleh mengkritik, tapi klarifikasi dulu,” imbuhnya.

Sulis menyayangkan perbuatan salah satu warga Kelurahan Genuksari yang memutuskan untuk langsung mengunggah video tersebut ke medsos tanpa mempertimbangkan pihak-pihak yang terkait. Menurut dia, para kader Posyandu mengaku terbebani dan takut akan mendapat sanksi.

“Paling beban istri saya. Semua kader terutama RT (yang saat itu dikira mengurus Posyandu) bingung, tanya ke saya dan istri saya, takut dipenjara,” ucap Sulis.

Dari kejadian ini, Sulis berpesan agar seluruh warga bisa lebih sering berdiskusi secara internal sebelum mengunggah konten ke media sosial.

“Intinya begini, saya tidak antikritik. Saya menghadapi masalah sebagai ketua RT juga sering, sudah biasa, namanya pengabdian sosial. Cuma kepada warga Gen Z jangan gitulah. Kita tabayyun dulu, biar tahu akar masalahnya seperti apa,” tuturnya.

Sulis berharap agar kejadian yang viral ini juga bisa membuat Pemkot Semarang berbenah untuk kemudian mengevaluasi apakah anggaran yang disediakan telah sesuai dengan kebutuhan PMT, agar menunya bisa mencukupi kebutuhan gizi para bayi.

“Harapannya dari akar permasalahan ini evaluasi apakah budget itu semua dipukul sama, sarprasnya, kalau Posyandu kan harusnya ada sarana prasarana penunjang, penanganan terhadap kader-kader gimana,” kata dia.

Sumber : www.detik.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo


Related Posts

1 of 1,114