Berita

Anggota DPRD Temanggung Klarifikasi soal Video Penganiayaan Warga Mesir

Temanggung – Anggota DPRD Kabupaten Temanggung, Ahmad Masfudin, buka suara terkait video viral dengan narasi warga negara Mesir yang dikeroyok sejumlah orang di Parakan, Temanggung. Di video itu disebutkan bahwa oknum aparat hingga anggota dewan turut terlibat dalam pengeroyokan tersebut.
Masfudin mengatakan momen yang terekam dalam video itu terjadi pada Sabtu (28/12) lalu.

“Peristiwa sesungguhnya adalah saya di situ,” kata Masfudin saat jumpa pers di ruang Fraksi Partai Gerindra, DPRD Temanggung, Selasa (31/12/2024).

Masfudin mengatakan, saat sedang di rumah, dirinya ditelepon temannya dari Lampung yang bernama Anas. Anas mengaku jadi korban penipuan dalam urusan bisnis kopi.

Informasinya, Anas mengirim kopi dari Lampung ke Temanggung sebanyak 40 ton. Pemesan kopi itu disebut bernama Feri. Harga kopinya Rp 70 ribu per kilogram. Kopi sebanyak itu diangkut 4 unit truk, tiba di Temanggung pada Rabu (25/12). Namun, saat diminta uangnya, Feri hilang kontak.

“Anas menyampaikan bahwa ketipu. Terus disebutkan posisi berada di Polsek Parakan dan saya meluncur. Di sana sedang ada laporan (membuat laporan polisi),” ujar Masfudin.

“Itu uangnya besar, Rp 2,8 miliar. Diminta uangnya, Feri mundur karena tanggal 25 tanggal merah, terus tanggal 26 sampai sore Feri lost contact. Karena Feri pergi (kopinya) mau diambil sama orang Lampung, ternyata nggak boleh, dihalang-halangi orang Arab ada tiga (sehingga dilaporkan ke Polsek),” ucap Masfudin.

Masfudin mengatakan, saat itu di Polsek Parakan ada satu orang Arab (Mesir) yang sedang diperiksa. Menunggu proses pemeriksaan itu selesai, Masfudin memutuskan pulang.

“Saya pulang, tapi ditelepon lagi, memberi tahu kopi bisa diambil (di gudang). Kalau bisa diambil ya minta pengawalan dari polisi, jangan grusa-grusu. Kemudian saya menelepon (polisi yang sedang bertugas), terus berangkat sendiri menuju Mandisari,” kata Masfudin.

Setiba di gudang tempat kopi itu disimpan, Masfudin bertemu dengan salah satu anggota Polsek Parakan. Kemudian mereka masuk ke gudang itu. Kebetulan mereka kenal dengan si pemilik gudang. Masfudin bilang, tujuannya hanya untuk memastikan kopi itu masih utuh di gudang.

“Saat itu disampaikan,’masih utuh Pak Din. Kuncinya juga saya yang pegang karena saya punya gudang’. Terus saya bermaksud melihat bersama (anggota Polsek, Pak Hartono), ternyata dihalang-halangi oleh orang Arab,” ujar Masfudin.

“Saya nggak tahu posisinya orang Arab itu apa. Setelah saya konfirmasi ke teman saya, bahwa teman saya di Lampung kirim kopi ke Temanggung atas order dari namanya Feri, yang menggunakan gudang di situ,” sambungnya.

Karena dihalangi, Masfudin berujar, mereka pun mundur lalu duduk di kursi kompleks gudang.

“Datang Arab satu lagi dengan rambut berkucir. Di situ dia ambil bendo sambil diajung-ajungkan. Lha Pak Hartono (anggota Polsek) kemudian berdiri sambil menanyakan buat apa dan meminta untuk meletakkan (bendo), tapi (orang itu) justru menyerang,” kata Masfudin.

“Pak Hartono diserang, saya ngaling-alingi (menghadang). Saya bilang,’ mister this is police, this is police, sana I don’t police dan dikejar terus. Kemudian Pak Hartono mengambil langkah keluar gudang sambil dikejar, saya di belakangnya. Berhenti jarak 15 meter (dari gudang), tetap dikejar, saya ambil jalan supaya tidak ngejar. Justru saya dipukul pakai bendo kena punggung,” imbuh dia.

Masfudin saat itu bermaksud melawan, tapi dicegah oleh anggota Polsek Parakan tersebut. Setelah itu, mereka sepakat menghindar.

“Kita menunggu di rumah warga jaraknya sekitar 100 meter (dari gudang) sambil numpang salat asar. Saat itu datang lagi satu orang (Arab yang sebelumnya diperiksa di Polsek). Arab ini ambil besi, golok, sama pipa runcing yang untuk nyosok ngetes kopi. Itu ngejar ke rumah warga, kemudian dorong-dorongan. Pintu dikunci, tidak bisa masuk,” ujar Masfudin.

Setelah itu mereka kemudian menjauh menuju gudang. Kemudian, Masfudin berujar, anggota Polsek yang sedang menelepon dikejar oleh tiga orang asing tersebut.

“Lagi telepon dipukul pakai pipa besi. Terus dilumpuhkan sama Pak Hartono, dirangkul jatuh, kita maju semua. Video yang ada itu pergumulan, kita justru melepas golok yang dipegang dan besi saya ambil, tapi direbut lagi sama yang dua (orang Arab). Saya sempat lihat Pak Hartono bergumul, terus disurung (didorong) tibo (jatuh) di sawah,” kata Masfudin.

“Saya rebutan dibantu sama teman-teman, orang-orang di situ dapat besinya. Terus mau saya pukulkan karena emosi, tapi nggak boleh sama Pak Hartono,” sambungnya.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo

Related Posts

1 of 1,206