MAGELANG – Sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, para peternak sapi di Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran, Banyumas memberlakukan karantina terhadap hewan ternak yang baru dibeli.
“Kalau ada sapi yang baru dibeli, tentu nanti akan kami karantina dulu di kandang yang terpisah. Jadi tidak digabung dengan hewan ternak yang sudah ada,” kata Suripto (42), salah satu peternak sapi.
Biasanya kegiatan karantina dilakukan selama dua pekan.
Langkah ini dilakukan agar ketika hewan yang baru datang tersebut terkena PMK tidak sampai menular ke hewan ternak yang lain.
Dia mengaku khawatir dengan keberadaan penyakit mulut dan kuku yang belakangan marak dan dapat menyerang hewan ternak miliknya.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan langkah antisipasi.
“Kami juga melakukan kegiatan pembersihan kandang secara rutin. Harapannya hewan ternak kami tidak sampai kena PMK,” ujar dia.
Hal serupa juga diungkapkan Kasam (40), peternak lain. Pihaknya juga mengaku khawatir dengan keberadaan penyakit mulut dan kuku yang dapat menyerang hewan ternaknya.
Apalagi hewan ternak sapi yang ia miliki dipelihara bersama dengan hewan ternak milik peternak lain yang tergabung ke dalam kelompok ternak Mugi Hasil Desa Bojongsari.
“Di peternakan ini ada sekitar 50 ekor sapi yang dipelihara. Sapi-sapi tersebut milik para peternak yang jumlahnya kurang lebih ada 25 orang,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Kabupaten Banyumas, Sulistiono mengatakan, sebagai salah satu upaya pengendalian PMK, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak.
Polresta Banyumas, Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Dr. Ari Wibowo, S.I.K., M.H., Pemkab Banyumas, Kabupaten Banyumas, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Kota Banyumas, Polisi Banyumas, Ari Wibowo, Artanto, Ribut Hari Wibowo
