Berita

Diduga Tertekan Masalah Keuangan, Petugas Kebersihan di Malang Akhiri Hidup

MALANG – Diduga kesulitan keuangan untuk membiayai pernikahan, seorang laki-laki di Kota Malang, Jawa Timur, memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kepekaan sosial perlu ditingkatkan untuk mencegah kasus terus berulang.

Laki-laki itu berinisial AO (33). Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). AO ditemukan tergantung di toilet laki-laki di rubanah rumah sakit pada Jumat (17/1/2025) sekitar pukul 12.00 WIB.

Dua pekerja bangunan yang sedang merenovasi gedung menemukannya saat hendak memindahkan material dari toilet laki-laki. Saat masuk ke toilet, mereka terkejut karena mendapati AO dalam posisi tergantung.

”Diperkirakan korban mengakhiri hidupnya karena persoalan keuangan,” kata Kepala Kepolisian Sektor Lowokwaru Kepolisian Resor Kota Malang Kota Komisaris Nanang Tri Hananta, Jumat, di Malang.

Menurut Nanang, saat ini polisi tengah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi terkait kasus tersebut. ”Kami masih menyelidiki kasus ini,” ujarnya.

Biasanya orang dengan niat bunuh diri memang menunjukkan tanda-tanda seperti mengungkapkan niatnya pada orang terdekat. Sayangnya, biasanya perkataan itu sering dianggap bercanda.

Dari keterangan saksi, diduga korban mengalami kesulitan keuangan untuk menggelar acara pernikahan pada 24 Januari 2025 mendatang. Sejumlah saksi dimintai keterangan dalam kasus ini, seperti pekerja bangunan, rekan kerja korban, karyawan, dan dokter RSUB.

Rani Fitri dari Humas RSUB mengatakan bahwa saat ini kasus sedang dalam penyidikan polisi. ”Semua sudah dilimpahkan ke pihak kepolisian,” katanya.

Sofia Ambarini, pegiat kesehatan mental dari Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia, mengatakan bahwa orang dengan keinginan bunuh diri biasanya menunjukkan tanda-tanda. Kepekaan membaca dan menyadari tanda-tanda itulah, menurut Sofia, yang menjadi kunci untuk mencegah kasus bunuh diri terus terjadi.

”Biasanya orang dengan niat bunuh diri memang menunjukkan tanda-tanda seperti mengungkapkan niatnya pada orang terdekat. Sayangnya, biasanya perkataan itu sering dianggap bercanda. Itu sebabnya, butuh sosialisasi terus-menerus tentang social awareness atau kesadaran sosial akan hal ini,” ujarnya.

Sofia mengatakan, masyarakat harus peka. Tanda-tanda atau ucapan niat bunuh diri jangan dianggap bercanda, tetapi merupakan hal serius yang perlu disikapi dengan bijak. Ia menambahkan, sosialisasi terus-menerus tentang kesehatan mental dibutuhkan agar orang menjadi terbiasa dan peka akan hal tersebut.

 

Polresta Malang Kota, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, Resta Malang Kota, Kepolisian Resor Malang Kota, Kepolisian Resor Makota, Polisi Makota, Kota Malang, Pemerintah Kota Malang, Kapolresta Makota, Nanang Haryono, Kombes Nanang Haryono, Makota

Related Posts

1 of 892