Berita

Hasil Survei LSI: Wahyu-Ali Raih Elektabilitas 41,3% di Pilkada Malang

KOTA MALANG – Tren elektabilitas pasangan calon pemimpin Kota Malang mulai memanas jelang Pilkada Kota Malang 2024. Terbaru, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya. Hasilnya, elektabilitas pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin unggul 41,3 persen.

Peneliti LSI Denny JA, Fadly Fakhri Fauzan menjelaskan bahwa survei ini dilakukan pada 11-17 November 2024 kepada 880 responden yang merupakan warga Kota Malang. Metode pengambilan survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dan pengisian kuisioner. Adapun angka margin of eror mencapai 3,4 persen.

Hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin unggul dari 2 pasangan lain. Yakni mencapai 41,3 persen. Kemudian disusul pasangan Moch Anton-Dimyati Ayatulloh dengan 34,5 persen dan pasangan Heri Cahyono-Ganis Rumpoko 14,3 persen. Lalu suara 0,2 persen dan rahasia atau belum menjawab ada di angka 9,7 persen.

“Ini elektabilitas terbaru per hari ini dari kami. Tentu ini bisa berbeda di kemudian hari, karena masih dinamis. Dalam konteks riset, juga sah sah saja ada perbedaan. Tergantung kapan waktu riset diambil, jumlah responden, metodologi dan track revord lembaga surveinya sendiri,” kata Fadly, Rabu (20/11/2024).Survey LSI Denny JA

Dalam hasil survei ini, Fadly juga mengungkap pasangan Wahyu-Ali unggul telah dalam segmen pemilih sesuai gender, agama, usia, tingkat pendidikan dan ekonomi hingga suku. Tak hanya itu, pasangan Wahyu-Ali juga meraih hati mayoritas pemilih dari segmen partai.

Pasangan nomor urut 1 itu juga unggul di 4 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Malang. Sementara pasangan nomor urut 3 hanya unggul di Kecamatan Lowokwaru. Bahkan

Berdasarkan pengamatannya, Fadly mengatakan ada 5 alasan yang membuat elektabilitas pasangan Wahyu-Ali unggul dari dua pasangan lainnya. Pertama, elektabilitas Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin sudah unggul dari lainnya.

“Kedua, kesukaan publik paling tinggi pada Wahyu-Ali. Kemudian program programnya dinilai sesuai kebutuhan masyarakat. Lalu pengaruh debat dan terakhir karena isu korupsi,” ungkap Fadly.

Sementara itu, Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya, Ja’far Muhammad memandang bahwa hasil survei LSI Denny JA cukup menarik untuk diperhatikan.

“Karena dulu, sekitar bulan Juli 2024, pasangan Abah Anton-Dimyati unggul. Tadi 6 bulan setelahnya, di November ini, berbalik jauh. Ini kan menarik. Artinya ada perubahan perilaku politik dari masyarakat Kota Malang,” paparnya.

Dia mengatakan bahwa pemilih saat ini memang cenderung melihat latar belakang calon pemimpinnya. Dikatakan, popularitas calon pemimpin belum tentu selaras dengan tingkat kesukaan publik.

“Saya melihat masyarakat lebih memandang figur. Masyarakat sudah bisa membanding bandingkan,” kata dia.

“Masyarakat Kota Malang ini saya rasa juga sudah cerdas. Informasi yang ada itu dicerna, melihat debat, program program itu juga menentukan pilihan mereka,” tandasnya.

Sumber : Tugumalang.id

 

Pilwakot Malang, Paslon Wali, Pasangan 1, Mbois, WALI, Pilwali Malang, Wahyu Hidayat, Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Ali Mutohirin, Malang Kota, Kota Malang, Jawa Timur, Kodya Malang, Pemkot Malang, Pemerintah Kota Malang


Related Posts

1 of 666