Pemalang – Seorang gadis remaja 15 tahun menjadi korban perkosaan 3 pria mabuk di sebuah hutan. Keluarganya yang miskin nyaris tak sanggup melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Peristiwa perkosaan itu terjadi pada Rabu malam (13/11) di sekitar hutan Desa Payung, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang. Saat itu korban pulang dari rumah temannya dengan mengendarai sepeda motor milik ayahnya.
“Kejadian pada Rabu malam, saat korban pulang dari rumah temanya. Saat sampai di hutan desa, korban dihadang tiga pemuda yang mabuk. Motor dimatikan, korban dibawa paksa sampai masuk hutan dan diperkosa dengan cara bergantian,” kata pengacara korban, Jimmy Muslimin, Sabtu (16/11/2024).
Usai kejadian, korban ditinggalkan begitu saja. Dengan kondisi sudah tidak berdaya, korban kemudian kembali ke rumah temannya dan menceritakan apa yang telah dialaminya. Keluarga temannya akhirnya mengantar korban pulang.
Pada awalnya, keluarga korban terpukul dan bingung dengan apa yang harus dilakukan. Mereka nyaris tidak melaporkan kasus itu ke polisi lantaran khawatir terbentur masalah biaya.
Beruntung, pihak aparat desa dan pengacara akhirnya mendukung penuh keluarga untuk melaporkan kasus itu.
“Alhamdulillah, kita dapat informasi dari teman kita di lapangan soal peristiwa ini dan pihak desa cepat merespon juga, jemput bola pada korban dan kita selaku pengacara siap mendampingi hukum secara gratis pada korban dan keluarga korban,” katanya.
Bersama pihak desa dengan menggunakan mobil siaga, pihak keluarga dan korban, dengan didampingi kuasa hukumnya telah melaporkan aduan peristiwa itu ke Satreskrim Polres Pemalang, pada Jumat Sore (15/11).
Ayah korban, H (42) mengatakan pada saat itu korban berpamitan untuk main ke rumah temannya di Desa Payung, Kecamatan Bodeh. Jarak dari rumahnya kurang dari 8 Km. Korban pergi mengendarai motor butut miliknya.
Hingga tengah malam, anaknya belum pulang. H sempat menduga motor bututnya rusak di jalan.
“Tidak biasanya anak saya pulang selarut itu. Eh pas pulang, diantar orangtua dari temannya. Kondisinya murung, tidak seperti biasanya selalu ceria,” kata ayah korban kepada detikJateng.
Ia mengetahui anaknya korban perkosaan oleh tiga pria pemabuk justru dari cerita dari orang-orang yang mengantarkan anaknya pulang ke rumah.
“Saya lemas, tidak bisa berkata apa-apa. Bingung Pak, mau berbuat apa,” tuturnya.
Saat itu juga, sebagai orangtua, dirinya sempat berpikir pagi harinya langsung akan melaporkan ke polisi. Namun, jarak rumahnya yang di Pekalongan ke kantor polisi di Kota Pemalang cukup jauh dan perlu ongkos. Dia juga khawatir perlu ongkos buat visum di rumah sakit.
“Alhamdulillah, Pak Kades, saat itu bilang siap mengantar laporan ke polisi. Jumat diantar melapor ke polisi dengan mobil desa. Saya senang banget, bersyukur,” katanya.
Tidak hanya menyediakan sarana prasarana untuk membawa keluarganya ke polisi, namun di hari yang sama, juga menemukan pengacara yang siap membantu dengan gratis, untuk mendampingi keluarga korban, selama proses hukum berjalan.
“Saya telah laporan ke Pak Polisi, ada Pak Pengacara juga disitu. Pak polisinya baik ramah, pak pengacara juga baik. Saya bersyukur semuanya lancar,” jelasnya.
Sementara itu, Humas Polres Pemalang, Iptu Widodo, Sabtu (16/11), membenarkan telah menerima aduan dugaan perkosaan pada anak dibawah umur. Kasus ini, masih dalam penanganan Satreskrim Polres Pemalang.
“Iya, Pak, sudah ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Pemalang,” jelasnya.
Sumber : www.detik.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo