Banyuwangi – Hidup Suprihatin, 74, yang tinggal di Dusun Padang Bulan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, berakhir dengan tragis. Nenek ini ditemukan warga sudah meninggal dengan tubuh membusuk pada Senin (12/8) sore.
Korban yang sudah mengeluarkan aroma busuk itu, diperkirakan sudah meninggal sejak 10 hari lalu. Sebagian kulit korban, sudah mengelupas hingga terlihat tulangnya. “Nenek ini diperkirakan meninggal sejak beberapa hari lalu, dari keteranbgan tetangga dan tim medis diperkirakan meninggal sejak 10 hari lalu,” kata Kapolsek Tegalsari, Iptu Achmad Rudi.
Menurut Kapolsek, mayat korban ditemukan sekitar pukul 15.30. Saat itu, salah satu warga akan mengantar bantuan sembako. Setiba di rumah nenek itu, mencium bau tidak sedap. “Sempat mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban dan mencium bau busuk,” terangnya.
Karena takut, jelas Kapolsek, warga itu melaporkan pada Kepala Dusun Padang Bulan, Desa Tegalrejo, Edi Wiyono, 43. Dari laporan ini, Wiyono mengajak warga untuk mengecek rumah nenek tersebut. “Saat membuka rumah, dilihat nenek Suprihatin sudah meninggal dan membusuk,” ungkapnya.
Melihat warganya meninggal dengan tubuh sudah membusuk, Wiyono mengajak warga keluar dan menutup pintu rumah. Selanjutnya, melaporkan ke Polsek Tegalsari. “Kita juga langsung ke lokasi kejadian bersama tim medis dari Puskesmas Tegalsari,” cetusnya.
Dari hasil petugas kesehatan, jelas dia, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara, nenek ini meninggal karena faktor usia dan kesehatannya yang menurun. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” jelasnya.
Kepala Desa Tegalrejo, Tumari menyampaikan Suprihatin dikenal sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangga. Nenek ini, tinggal seorang diri dan jarang membuka rumahnya. “Almarhumah memang orangnya tertutup, jarang berinteraksi dengan tetangga,” kata Tumari.
Nenek ini, jelas Tumari, sering menerima bantuan sosial yang diantarkan langsung oleh kepala dusun dan warga, karena kondisinya yang sebatang kara. “Nenek Suprihatin ini memiliki anak angkat, tapi jarang mau datang untuk melihatnya,” cetusnya.
Tumari menyebut, Suprihatin menderita gangguan jiwa. Dan itu yang membuat tertutup dan tidak mau bergaul dengan orang lain. “Kami rutin mengantarkan bantuan sosial seperti BLT DD, karena dia tinggal sendiri,” tambahnya.
Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Banyuwangi, Jawa Timur, Polda Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi, Kepolisian Resor Kota Banyuwangi, Polisi Resor Kota Banyuwangi, Polisi Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Nanang Haryono