Semarang – Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Ahmad Luthfi menghadiri inagurasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Acara juga dihadiri pimpinan BEM dari 40 universitas atau perguruan tinggi se-Jateng dalam rangka rekonsiliasi pemuda dan mahasiswa pasca-Pemilu 2024.
Acara dibuka dengan pembacaan puisi oleh mahasiswa berjudul ‘Rumahku Bangsaku di Sini Kita Bersatu’ karya Wakil Direktur Intelijen dan Keamanan (Wadir Intelkam) Polda Jateng, AKBP Yuniar Ariefianto.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, pemilu sangat akrab di tengah masyarakat mulai dari pemilihan RT, RW, hingga presiden. Tidak jarang terjadi dikotomi pengkotakan masyarakat terkait dukungan hingga bermunculan hoax.
“Kita mempunyai pemilu yang durasinya panjang. Pemilu untuk apa sih? Ajang arena konflik yang sah dan dilindungi undang-undang dalam rangka mempertahankan dan mendapatkan kekuasaan. Masyarakat kita itu terbelah, masyarakat kita berhadap-hadapan, ‘Kowe milih sopo, aku milih sopo’, ‘Partaimu opo, partaiku opo’. Sehingga di situ muncul dikotomi, pengkotak-kotakan, polarisasi akibat suku, ras dan agama. Kemudian pemberitaan hoax, diskriminasi terkait ekonomi, terbelah masyarakat,” kata Luthfi dalam acara tersebut, Selasa (2/4/2024).Kepolisian sudah melakukan langkah strategis menghadapi fenomena yang terjadi saat pemilu yaitu dengan cooling system. Sehingga di Jateng tidak terjadi konflik besar.
“Kita untuk menciptakan netralitas kita di masing-masing kabupaten, kita dirikan pos pengaduan masyarakat soal netralitas TNI-Polri, masyarakat siapapun boleh mengadu. Terkait cooling system yang kita ciptakan, itu bukan bermuatan apa-apa. Tapi semuanya adalah untuk menciptakan masyarakat yang terbelah itu menjadi rukun kembali,” jelas Luthfi.
Luthfi kemudian berpesan kepada mahasiswa yang hadir terkait menjaga persatuan siapapun pemimpin yang terpilih. Indonesia punya target Indonesia Emas 2045 yang harus diwujudkan.
“Oleh karena itu adik-adik mahasiswa, apapun pilihannya, pemilu sudah selesai. Tahapan pemilu inti sudah kita lalui. Jadi pilihan boleh beda, pemilu sudah selesai. Siapapun pimpinan yang akan datang, rasa persatuan dan kesatuan di atas segala-galanya untuk menciptakan Indonesia Emas,” ujar Luthfi.
“Saya berterima kasih dan selamat ke seluruh adik-adik mahasiswa karena informasi dan kontribusi adik-adik mahasiswa karena pemilu di tempat kita, di Jateng, tidak satu ekses pun. Tercipta, terkendali berkat adik-adik semua dan tokoh akademis lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Komisi Kejaksaan RI, Prof DR Pujiono yang menjadi pembicara mengatakan mahasiswa harus peka dengan panggilan “Ibu Pertiwi” dengan cara yang benar. Ia pun mengungkit kekecewaannya dalam kasus korupsi timah Rp 271 triliun.
“Mereka yang mengisi menjawab panggilan ibu pertiwi, tapi dijawab dengan mengeruk kekayaan ibu pertiwi. mereka siapa? Mereka yang dulunya mahasiswa yang tidak pernah turun ke jalan,” kata Pujiono.
“hari-hari ini kita dipertontonkan 10 persen jumlah penduduk menguasai 90 persen aset kekayaan negeri. Sementara kita yang 90 persen hanya berebut remahan dari 10 persen,” imbuhnya.
Kaitannya dengan demokrasi, masyarakat berpotensi menjadi martir jika tidak kembali bersatu pascapemilu. Hal itu juga yang membuat masyarakat hanya berebut “remahan” dan tidak tahu apa yang petinggi lakukan.
“Pemilu kalau belum puas ada Bawaslu ada sekarang MK. Permasalahannya adalah kita terjebak kanalisasi, bahasanya bukan ilegal, itu dijamin undang-undang. Kanalisasi yang kita pilih yang harusnya demokrasi pemilu selesai kita tidak tahu di atas main apa,” jelas Pujiono.
“Kita dalam kepolosan kita terjebak jadi martir yang klaim kemenangan masing masing. Yang ada diujung martir itu kita tidak akan jadi penikmat sebagian besar kekayaan Indonesia,” tegasnya.
Tidak hanya mahasiswa, para peserta kontestasi politik juga harus menunjukkan kedewasaan ketika kalah. Ia menegaskan perbedaan tetap ada batasnya.
“Nah kalau selesai, kedewasaan politisi terukur ketika. Kepada pemenang mengatakan selamat. Kalau butuh bantuan siap. Kalau berdiri oposisi, itu pilihan. Perbedaan ada batasnya,” katanya.
Koordinator Pusat BEM se-Indonesia (Korpus BEM SI) Hilmi Ash Shidiqi mengajak bersyukur dengan pemilu yang lancar. Ia setuju persatuan harus dijaga untuk meraih Indonesia Emas.
“Harus bersyukur terhadap Pemilu 2024 yang sudah berjalan dengan lancar. Sehingga harapan ke depannya menjadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sangat kuat, dan menjadi Indonesia Emas,” kata Hilmi
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono