JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI Unifah Rosyidi menegaskan PGRI akan konsisten menjaga netralitas pada Pemilu 2024.
PGRI yang memiliki anggota di seluruh Tanah Air tidak akan memaksa atau menggiring guru untuk memilih salah satu kandidat pada Pemilu 2024 mendatang.
PGRI, katanya, memberi kebebasan kepada guru untuk memilih pemimpin sesuai dengan pilihan masing-masing.
“PGRI selalu jaga netralitas tetapi anggota punya hak pilih. Jadi kami persilakan untuk memilih dan pesan kami tolong pelajari pada setiap rekam jejak yang punya keberpihakan kepada guru. Jadi kami tidak menggiring-giring guru,” ucapnya
Unifah mewanti-wanti para guru dan tenaga kependidikan lainnya, agar dalam memilih pemimpin, memerhatikan juga rekam jejak dan perhatiannya untuk para guru.
“Perhatikan rekam jejaknya, bagaimana juga perhatian dan komitmennya pada dunia pendidikan khususnya nasib guru,” tandas Unifah.
Menurut Unifah, perhatian pemerintah daerah terhadap kesejahteraan para guru, sangat penting. Dia mencontohkan DKI Jakarta yang semantiasa menjadi contoj dalam komitmennya membangun kesejahteraan guru. Tidak hanya untuk guru ASN tetapi juga guru swasta. Perhatian tidak hanya untuk para guru, tetapi tenaga kependidikan lain di sekolah, seperti tata usaha dan operator sekolah.
“PGRI selalu mengajukan kepada DKI untuk perhatian kepada para guru, sejak Pak Jokowi jadi Gubernur DKI. Bersyukur sampai hari ini perhatian itu masih jalan terus. Kalau bisa jangan putus dan perlu ditingkatkan terus,” ujarnya.
Menurut Unifah, PGRI di berbagai wilayah harus terus menyuarakan aspirasi anggotanya. Kuncinya adalah data dan pendekatan yang baik. Dia meyakini, pemerintah daerah akan mendengarkan.
“Para pejabat itu kalau kita ajak bicara dengan data, akan mendengar. Kita juga mengkritisi kebijakan tidak dengan cara anarkis,” tegas Unifah.