Semarang – Bocah SD yang hanyut terseret arus air sungai Kagok, Candisari belum berhasil diketemukan hingga hari kedua, Jumat (12/1) sore. Proses pencarian masih terus dilakukan, dengan mengerahkan tim penyelam.
“Iya, ada empat orang dari tim penyelam, dua orang diturunkan bergantian mencari titik-titik yang lokasi air sangat dalam. Ini dua orang tim selam, mencari di Jurug Stom, Candisari,” ungkap Humas Basarnas, Nur Mustofa dilokasi kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Korban hanyut diketahui bernama Muhammad Nur Alif Purnomo, 9, warga Pasar Kagok, Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari.
Hanyut terseret arus air sungai pada Kamis (11/1) sekitar pukul 14.30. Nasibnya belum diketahui, dan sekarang masih dilakukan proses pencarian.
“Pencarian dibagi menjadi tiga, sru pertama melakukan penyisiran di Jembatan Tanggul Indah menuju Jembatan Kartini. Sru kedua dilanjut sampai Jembatan Citarum. Sub tiga melaksanakan penyisiran sampai Pasar Waru. Ada sekitar 80 orang SAR dibantu relawan ” bebernya.
Selain itu, proses pencarian juga terus dilakukan dengan penyisiran mulai dari lokasi awal di daerah RT 6 RW Wonotingal.
Kemudian menyisir menyusuri sungai yang mengalir hingga ke BKT. Ada sekitaran 80 personil termasuk dibantu relawan gabungan yang melakukan proses pencarian.
“Kendala, luasnya pencarian sungi Stom ini, dimungkinkan survival ini (korban) terbawa arus sampai menuju Banjir Kanal Timur (BKT). Medium sungai mempunyai area yang berbeda, bervariasi dari 4 sampai 6 meter dan kedalaman bervariasi antara 50 sentimeter hingga 3 meter,” pungkasnya.
Terlihat, proses pencarian masih dilakukan di Jurug Stom, pada pukul 17.00. Selain personil Basarnas dan relawan gabungan, banyak warga yang ikut berbaur dan menonton. Namun, belum berhasil ditemukan.
“Proses pencarian sampai sungai TI, sampai sungai BKT, dan sampai sekarang belum ketemu. Ini kembali ke titik candi stom sama jurug, yang memang ada sumber air yang sangat besar disitu. Sehingga Basarnas menyusuri lagi dengan Tim penyelam,” kata Kapolsek Candisari, Iptu Handri Kristanto.
Kapolsek juga memberikan, telah melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulkbaket) dilokasi awal kejadian. Informasi yang diperoleh, awalnya korban bermain hujan-hujanan bersama rekannya. Kemudian pulang rumah dan tiba-tiba hanyut terseret arus sungai Kagok, tidak jauh dari rumahnya.
“Dipastikan saat jatuhnya tidak ada yang melihat. Ada saksi Pak Jumadi, mendengar teriakan dan melihat ini sudah jarak dari TKP rumahnya korban sekitaran 500 meter,” katanya.
Saksi ini tidak sempat menolong lantaran korban terus terbawa arus air yang sangat deras. Pihaknya menyebutkan, debit air sungai tersebut juga tunggi, mencapai lebih satu meter manakala terjadi hujan deras. Sedangkan hari biasanya, debit air sangat sedikit.
“Saksi melihat dan sempat mendengar teriakan ketika hanyut melewati jembatan dan jalan. Terakhir dilihat ada di titik lain juga, sekitaran satu kilometer. Jadi ada dua saksi melihat, dan mendengar teriakan korban saat hanyut,” pungkasnya.
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng